Visualindonesia.com,-
Di tengah kampanye global 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (HAKTP) yang berlangsung dari 25 November hingga 10 Desember, band indie asal Indonesia Airportradio meluncurkan dua single baru yang sarat makna, ‘Semesta Kecil’ dan ‘Bunga Tengah Hari’.
Dirilis pada 6 Desember 2025 — bertepatan dengan Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan — kedua lagu ini menjadi medium emosional yang mengajak para penyintas kekerasan berbasis gender (KBG) untuk bangkit, sambil menegaskan pentingnya kehadiran lingkaran dukungan yang aman.
Kolaborasi dengan label demajors Independent Music Industry (DIMI) memperkuat visi inklusif yang selaras dengan tema HAKTP 2025: “Kita Punya Andil, Kembalikan Ruang Aman.”
Sejak berdiri pada 2005, Airportradio dikenal karena keputusannya yang unik: tidak menggunakan gitar. Alih-alih kebisingan umum, mereka membangun atmosfer musikal melalui lapisan instrumen seperti synth, bass, cello, french horn, dan drum, menyatukan kesunyian dan riuh dalam harmoni yang menyentuh.
‘Semesta Kecil’ dibuka dengan puisi yang tenang, lalu perlahan membangun intensitas hingga mencapai klimaks yang menggugah, dipimpin oleh vokal Benedicta R. Kirana. Lagu ini menggambarkan ruang aman yang diciptakan oleh orang-orang terdekat, sebuah “semesta kecil” yang hadir tanpa drama, namun penuh kehadiran nyata. Di sini, luka tak diabaikan, melainkan dirawat bersama.
Sementara itu, ‘Bunga Tengah Hari’ membawa pendengar ke hutan Kalimantan lewat rekaman suara dari proyek Points of Listening. Selama satu menit, alam berbicara, memberi jeda, ruang, dan napas.
Tanpa drum, lagu ini bertumpu pada synth, bass, dan cello, dengan simbal yang perlahan menyimbolkan proses tumbuh kembali setelah keruntuhan. Liriknya puitis namun menusuk: “Namanya disebut Bunga Tengah Hari, padahal ia senja yang enggan pergi…” — menggambarkan keteguhan seorang penyintas yang tetap berdiri, meski dunia berusaha menjatuhkannya. Lagu ini ditutup dengan suara hutan yang sama, menandai kembalinya rasa aman.
Kedua lagu ini tidak hanya karya seni, tapi juga aksi solidaritas. Mereka terinspirasi dari pengalaman nyata para personel Airportradio dan kolaborator yang merupakan penyintas KBG.
Angka kekerasan terhadap perempuan di Indonesia masih mengkhawatirkan: data SIMFONI-PPA mencatat 14.919 kasus (80,6%) dari total 17.355 laporan kekerasan hingga Agustus 2025. Lebih memilukan, hanya 40% perempuan korban yang mencari bantuan, menurut UN Women, karena stigma, akses hukum yang terbatas, dan ketiadaan sistem pendukung yang andal.
Proses kreatif album ketiga Airportradio, yang akan rilis tahun 2026 dan mencakup kedua single ini, berlangsung intens: hanya tujuh hari, seperti tradisi band yang hanya berkumpul setiap delapan tahun sekali.
Pada Juli 2025, Benedicta (vokal), Deon (keyboard/synth), Ade (bass), dan Moki (drum) bertemu di Yogyakarta, menghabiskan empat hari dalam “inkubasi” di sebuah rumah sewa, lalu menyelesaikan rekaman di studio Kua Etnika. Di tengah beban hidup yang berat, mereka menemukan kelegaan dalam canda, kopi pagi, dan kebersamaan, bukti bahwa pemulihan sering lahir dari koneksi manusia.
“Kami ingin mengingatkan bahwa kekuatan sering kali lahir dari kebersamaan, terutama ketika sistem belum sepenuhnya berpihak pada penyintas,” ujar Deon.
Ade menambahkan, ‘Semesta Kecil’ adalah tentang ekosistem pertemanan yang saling menopang, sementara ‘Bunga Tengah Hari’ adalah potret penyintas yang tumbuh di atas reruntuhan, berkat dukungan dari “semesta kecil”-nya.
Bagi Benedicta, isu KBG bukan sekadar tema, tapi pengalaman hidup, “Kami membawa beban ganda, trauma, ketiadaan keadilan, dan stigma. Lewat musik, kami merebut kembali narasi kami sendiri.”
Airportradio berharap kedua lagu ini menjadi peta emosional perjalanan penyintas: dari kehancuran menuju pemulihan, dari kesepian menuju kebersamaan. Dan pesan mereka tegas: tidak seorang pun harus menghadapi luka sendirian.
Kedua single kini tersedia untuk streaming dan unduh gratis di www.demajors.com, sebagai hadiah dan pelukan sonik untuk siapa pun yang masih berjuang.
(*/ell; foto: ist





