Visualindonesia.com,-
Bayangkan rumah megah di tengah perkebunan tebu yang sunyi — tempat keluarga konglomerat menyimpan rahasia gelap di balik doa Yasinan yang terus bergema. Itulah latar mencekam yang dihadirkan oleh “Malam 3 Yasinan”, film horor terbaru produksi Helroad Films dan Alkimia Production yang siap menghantui bioskop Indonesia mulai 8 Januari 2026.
Usai merilis official trailer yang penuh ketegangan, film ini langsung mencuri perhatian penikmat horor tanah air dengan pendekatan segar: menggabungkan teror supranatural dengan drama keluarga yang sarat intrik.
Dalam trailer yang telah dirilis, penonton dibawa menyusuri konflik keluarga besar Opa Hendra (diperankan oleh Piet Pagau), seorang tokoh patriarkal yang teguh pada prinsip “menjunjung kebaikan, menyembunyikan keburukan.”
Namun, kematian tragis Sara — kembaran Samira, keduanya diperankan oleh Shaloom Razade — membongkar tabir gelap yang selama ini dikubur rapat. Sara, yang kini kembali dalam wujud tak bernyawa, datang bukan untuk berdamai, melainkan membalas dendam pada siapa pun yang terlibat dalam kebohongan yang merenggut nyawanya.

Visual yang dihadirkan “Malam 3 Yasinan” tak hanya menakutkan, tapi juga estetis, perpaduan arsitektur klasik rumah besar dengan lanskap tebu yang memanjang menciptakan atmosfer horor yang unik dan sangat Indonesia.
Di balik kemegahan itu, teror mengintai setiap anggota keluarga, satu per satu, seolah masa lalu menuntut keadilan.
Disutradarai oleh Yannie Sukarya dan diproduseri oleh sederet nama beken, Helfi Kardit, Wulan Guritno, Amanda Gratiana Soekasah, hingga Janna Joesoef, film ini menghadirkan pemeran yang tak kalah mentereng.
Selain Shaloom Razade yang menantang diri memerankan dua karakter bertolak belakang, sederet bintang seperti Farhan Rasyid, Hamish Daud, Baim Wong, Izabel Jahja, Yasmine Aqeela, dan Tien Kadaryono turut memperkaya narasi keluarga yang retak oleh dosa.
Wulan Guritno, yang juga tampil sebagai produser sekaligus pemeran, menyebut “Malam 3 Yasinan” sebagai “cerminan tragis tentang obsesi pada kesempurnaan yang justru mengundang kehancuran.”
Sementara sutradara Yannie Sukarya menekankan bahwa horor dalam film ini bukan sekadar klenik, melainkan eksplorasi misteri keluarga yang nyata dan menyentuh, dosa yang terpendam, kebohongan yang dipertahankan demi martabat, dan konsekuensi mengerikan yang akhirnya tak bisa dihindari.
Uniknya, film ini juga menyertakan kolaborasi musikal dengan UIC College dan Aghi Narottama dalam meremake lagu klasik ‘Layu Sebelum Berkembang’ karya Tetty Kadi (1985). Nuansa nostalgia ini menambah lapisan emosional yang memperdalam nuansa horor psikologis yang diusung.
Bagi Shaloom Razade, tantangan terbesar justru datang dari perannya sendiri.
“Sara itu lembut, mudah dicintai, tapi hidupnya berakhir tragis. Samira justru pemberontak di tengah keluarga yang kaku,” ujarnya.
Perbedaan karakter ini, ditambah dimensi supranatural yang menyertai kematian Sara, membuat perannya menjadi salah satu yang paling kompleks dalam kariernya.
“Malam 3 Yasinan” juga menjadi langkah berani Alkimia Production, yang sebelumnya dikenal lewat “Dilema” (2012) dan “I Am Hope” (2016), untuk pertama kalinya masuk ke genre horor.
Produser Amanda Gratiana Soekasah menegaskan komitmen mereka: “Kami ingin bercerita tentang kebohongan yang disimpan rapat demi martabat, tapi ketika nyawa sudah diambil, hantu itu pasti kembali.”
Siap untuk merasakan teror yang menyayat dari dalam keluarga sendiri? “Malam 3 Yasinan” tayang eksklusif di bioskop seluruh Indonesia mulai 8 Januari 2026. Ikuti perkembangannya melalui akun resmi Helroad Films dan Alkimia Production di media sosial.
(*/cia; foto: ist





