Visualindonesia.com,-
Kepercayaan diri bukan soal sempurna, melainkan berani menjadi diri sendiri, itulah filosofi yang kini dihidupkan ZAP melalui kolaborasi lintas generasi dan teknologi yang tak biasa.
Klinik kecantikan yang selama ini dikenal lewat layanan perawatan estetiknya ini kembali membuktikan diri bukan sekadar penyedia jasa, melainkan brand yang aktif merespons budaya kontemporer dengan cara yang segar dan relevan.
Melalui campaign “Pede Maksimal”, ZAP menggandeng Project Pop — grup legendaris yang konsisten membawa pesan positif sejak era 90-an — untuk menciptakan lagu bertajuk sama yang mengajak setiap orang merayakan kepercayaan diri tanpa perlu menyeragamkan standar kecantikan.
Lagu ini bukan hanya sekadar jingle promosi, melainkan karya musik utuh yang menyampaikan pesan penerimaan diri dengan nada riang khas Project Pop.
“Lewat campaign ‘Pede Maksimal’, ZAP ingin menyampaikan bahwa percaya diri bukan tentang menyeragamkan standar, melainkan tentang rasa aman untuk menjadi diri sendiri. Kami percaya setiap orang punya versi cantiknya masing-masing, dan ZAP hadir untuk mendukung rasa percaya diri itu,” ungkap Feriani Chung, Chief Marketing Officer ZAP.
Pemilihan Project Pop sebagai mitra kolaborasi tampak strategis mengingat grup musik ini sudah menjadi ikon lintas generasi yang dikenal dengan pendekatan musikal yang berani dan unik.
Yosi Mokalu, salah satu personel Project Pop, mengungkapkan keselarasan visi antara grup musiknya dengan ZAP.
“Lagu ‘Pede Maksimal’ ini adalah pengingat bahwa percaya diri itu selalu relevan buat siapa pun. Kami senang bisa berkolaborasi dengan ZAP karena visinya sejalan, bahwa setiap orang punya keunikan dan nggak perlu jadi orang lain untuk merasa pede,” ujarnya.
Yang membuat kampanye ini makin menarik adalah penggunaan teknologi kecerdasan buatan dalam visualisasinya. ZAP menggandeng dua AI content creator Indonesia, Brillian Fairiandi dan Dipa Utomo, untuk menciptakan dua versi music video ‘Pede Maksimal’ dengan interpretasi visual yang berbeda.
Satu video tampil lebih ekspresif dan penuh eksplorasi warna, sementara video lainnya hadir dengan pendekatan yang lebih tenang, absurd, dan reflektif.
Brillian Fairiandi melihat AI sebagai medium kreatif untuk menyampaikan pesan humanis.
“Di proyek ‘Pede Maksimal’, saya ingin menunjukkan bagaimana teknologi bisa memperkuat cerita tentang percaya diri dan keunikan,” katanya.
Sementara Dipa Utomo menambahkan bahwa kolaborasi ini membuktikan teknologi dan kreativitas bisa berjalan beriringan, dengan tantangan utama memvisualisasikan rasa yang emosional dan dekat dengan kehidupan nyata.
Pendekatan dua video klip ini mencerminkan filosofi kampanye itu sendiri, tidak ada satu cara tunggal untuk merasa percaya diri. Publik diberi kebebasan menikmati dan memaknai kedua versi sesuai resonansi pribadi mereka.
Format ini menghadirkan pengalaman baru dalam kolaborasi beauty dan musik, di mana teknologi, seni, dan audiens bertemu dalam satu ruang kreatif yang terbuka dan relevan.
Sebagai penegasan bahwa ini lebih dari sekadar kampanye musik atau visual, ZAP juga menghadirkan program “Pede Maksimal – Year End Sale” di penghujung tahun ini.
Program ini menawarkan berbagai pilihan perawatan sebagai bagian dari perjalanan merawat diri, sejalan dengan pesan bahwa beauty bukan tentang mengubah diri, melainkan merawat diri agar berani tampil apa adanya.
Kepercayaan diri, menurut ZAP, tumbuh dari keputusan personal masing-masing individu—bukan dari tekanan standar luar yang seragam.
(*/dee; foto: ist





