Qorin 2 Tayang 11 Desember: Horor Slasher yang Bicara Soal Perundungan dan Keadilan Sosial

by -

Visualindonesia.com,-

Di tengah maraknya isu perundungan di lingkungan pendidikan, industri perfilman Tanah Air kembali menawarkan kritik sosial lewat medium horor.

“Qorin 2”, sekuel spiritual dari film horor tahun lalu, hadir bukan hanya untuk membuat penonton merinding, tapi juga menggugah kesadaran tentang realitas pahit yang kerap diabaikan: kekerasan verbal dan fisik terhadap anak di sekolah. Film ini resmi tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 11 Desember 2025.

Diproduksi oleh Rapi Films bersama SL23 dan didukung oleh Sky Media, Legacy Pictures, IDN Pictures, Nuon Digital Indonesia, serta Magma Entertainment, “Qorin 2” kembali dipercayakan kepada sutradara Ginanti Rona yang sukses menggarap film pertamanya.

Namun kali ini, ia berkolaborasi dengan penulis skenario “Lele Laila” untuk menyajikan narasi yang lebih intens dan relevan dengan situasi sosial kontemporer. Meski berbagi mitos yang sama (ritual memanggil jin qorin), film ini hadir sebagai kisah orisinal tanpa ketergantungan pada alur “Qorin” (2024).

Kisah berpusat pada sosok Pak Makmur, diperankan dengan mendalam oleh Fedi Nuril, seorang pemulung yang menjadi orang tua tunggal setelah kepergian sang istri. Dunianya runtuh saat anak semata wayangnya, Jaya (Ali Fikry), menjadi korban bullying di sekolah menengah atas.

Ketika upayanya meminta keadilan ke pihak sekolah hanya dibalas dengan sikap diam demi menjaga reputasi institusi, Pak Makmur pun terdesak ke jurang keputusasaan. Dari sanalah ia memutuskan membangkitkan jin qorin-nya (makhluk halus yang konon menjadi bayangan setiap manusia), untuk membalas dendam.

Namun, dendam yang dipicu cinta seorang ayah itu membawa malapetaka yang meluas. Sebuah sosok misterius berponco mulai menghantui kampung, menyeret warganya ke dalam kekacauan.

Di tengah kegelapan itu, muncul secercah harapan lewat sosok Fitri (Wavi Zihan), guru BP muda yang berusaha membongkar kebenaran. Ia yakin perundungan terhadap Jaya bukan sekadar masalah internal, melainkan gejala dari sistem yang gagal melindungi muridnya.

“Cerita utamanya sebenarnya tentang keluarga dan keputusasaan,” ungkap Fedi Nuril, yang mengaku tertantang memerankan peran emosional sekaligus penuh amarah ini.

“Ini bukan sekadar horor, tapi cermin dari realitas banyak orang tua yang tidak tahu ke mana harus bersuara,” imbuh Fedi.

Produser Susanti Dewi dan Sunil Samtani menekankan bahwa “Qorin 2” sengaja dibuat sebagai film yang “naik level”, baik dari segi produksi, visual, maupun kedalaman isu.

“Kami ingin horor Indonesia tak hanya menakuti, tapi juga bicara,” kata Susanti.

Sunil menambahkan, meski penonton belum pernah menonton film pertamanya, “Qorin 2” tetap mudah diikuti karena berdiri sebagai kisah mandiri dengan akar budaya yang kuat.

Bagi Ali Fikry, memerankan korban bullying bukan hal ringan. Ia justru melihat perannya sebagai panggilan untuk menyuarakan pengalaman banyak remaja yang tak berani angkat bicara.

“Kalau kalian jadi korban perundungan, tolong reach out. Ada orang yang peduli,” pesannya.

Dengan pemeran yang solid, termasuk Indra Birowo, Epy Kusnandar, Sari Koeswoyo, dan Quentin Stanislavski, serta pendekatan horor slasher yang diselipkan dengan nuansa mistis khas Indonesia, “Qorin 2” menawarkan pengalaman menonton yang tak hanya menghibur, tapi juga menggugah.

Di balik teriakan dan adegan mencekam, film ini menyisakan pertanyaan penting: sampai kapan kita membiarkan kekerasan diam-diam merusak generasi muda?

“Qorin 2” bakal tayang di bioskop-bioskop Indonesia mulai 11 Desember 2025. Ikuti perkembangan terbarunya melalui akun Instagram resmi @rapifilm dan @sl23studio.

(*/cia; foto: ist

Leave a Reply

No More Posts Available.

No more pages to load.