REOG Rilis Video ‘Not My Way’, Ketika Heavy Metal LA Menyapa Budaya Ponorogo

by -

Visualindonesia.com,-

Band heavy metal Indonesia–Amerika berbasis Los Angeles, REOG, merilis video musik terbaru berjudul “Not My Way” yang merangkum potongan–potongan eksklusif dari tur Indonesia 2024 mereka, sebuah tur pulang-kampung yang berubah menjadi napas identitas, dokumentasi budaya, sekaligus testimoni hubungan musik dan akar tradisi.

Publikasi ini sekaligus menambah portofolio visual REOG setelah dua video sebelumnya, “Daily Grind” dan “Island of the Gods.”

Dalam tur tersebut, REOG — yang mengambil nama dari seni tradisi legendaris Reog Ponorogo — tidak hanya tampil di hadapan penggemar musik rock dan heavy metal tanah air, tetapi sengaja menelusuri kembali konteks budaya Indonesia yang menjadi asal nama band.

Bagi vokalis asal Indonesia, Sammy T, panggung ini lebih dari sekadar kembali ke rumah: ini adalah cara memperkenalkan Indonesia kepada dua koleganya, bassist Ralph Beam dan drummer Jon Asher, yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Nusantara.

Tur ini juga menjadi panggung kolaborasi perdana dengan gitaris Indonesia Bay Guitaro, sekaligus pengalaman lintas-spektra bagi band: dari berbagi poster festival bersama legenda rock Superman Is Dead (SID), hingga tampil di bar kecil pinggir jalan yang menjadi habitat band rockabilly dan cover lokal.

Di sela perjalanan, REOG tinggal bersama penduduk di Jawa, Bali, dan Yogyakarta, merekam bukan hanya panggung, tapi juga kehidupan.

Material visual dari perjalanan itu kini disulam menjadi video “Not My Way”, yang menampilkan momen liar, epik, intim, dan tenang dari sudut pandang yang belum pernah dipublikasi.

Video ini digarap oleh produser/direktur musik Indonesia Novi Hartoyo, menjadikan proyek ini bukan sekadar dokumentasi tur, melainkan kapsul pengalaman band AS di Indonesia yang kembali dipresentasikan ke audiens global.

Sementara komposisi “Not My Way” — berasal dari album self-titled REOG (akhir 2024) — berdiri sebagai nomor keras dengan riff thrash metal menyala, chorus yang catchy, dan breakdown melodik epik.

Dengan menebalkan identitas Indonesia di jantung heavy metal Los Angeles, rilis ini memperpanjang bukti bagaimana musik rock lintas negara dapat berfungsi sebagai jembatan budaya yang hidup, bukan hanya bunyi.

(*/ell; foto: ist

Leave a Reply

No More Posts Available.

No more pages to load.