Visualindonesia.com,-
Di bawah langit Jakarta yang cerah di penghujung tahun, Pelataran Museum Fatahillah kembali menjadi denyut nadi pariwisata ibu kota.
Riuh langkah wisatawan, denting sepeda ontel, dan kilatan kamera berpadu menciptakan suasana khas Kota Tua Jakarta yang hidup sepanjang libur Natal 2025 dan Tahun Baru (Nataru) 2026.
Kawasan bersejarah di Jakarta Barat itu dipadati pengunjung sejak Jumat (26/12/2025). Wisatawan dari berbagai daerah tampak memadati Taman Fatahillah, menjadikannya salah satu destinasi favorit untuk menghabiskan waktu liburan bersama keluarga dan kerabat.
Museum Fatahillah, dengan bangunan kolonialnya yang ikonik, menjadi latar utama aktivitas rekreasi sekaligus edukasi sejarah.

Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua mencatat lonjakan signifikan jumlah kunjungan selama periode libur panjang ini. Dibanding hari biasa, jumlah wisatawan diperkirakan meningkat hingga 50–80 persen, dengan rata-rata kunjungan mencapai 18.000 orang per hari.
Angka tersebut mencerminkan tingginya minat masyarakat terhadap wisata budaya yang mudah diakses dan ramah keluarga.
Selain menikmati koleksi museum, pengunjung juga memanfaatkan ruang terbuka di pelataran untuk bersantai, berfoto, hingga menikmati pertunjukan jalanan yang kerap hadir selama musim liburan.
Aktivitas bersepeda ontel menjadi salah satu daya tarik utama, dengan tarif sewa yang relatif terjangkau, yakni Rp25 ribu untuk durasi 30 menit, memungkinkan wisatawan menikmati suasana Kota Tua dengan cara yang lebih santai dan ikonik.

Atmosfer ini memperkuat posisi Kota Tua sebagai ruang publik yang tak hanya menyimpan sejarah, tetapi juga menjadi tempat berkumpul lintas generasi.
Momentum libur Nataru turut menggerakkan roda ekonomi kreatif di kawasan tersebut. Pedagang suvenir, penyedia jasa sepeda hias, hingga pelaku seni jalanan merasakan dampak positif dari meningkatnya arus wisatawan.
Dengan perpaduan sejarah, hiburan, dan ruang terbuka yang inklusif, Pelataran Museum Fatahillah kembali membuktikan dirinya sebagai magnet wisata Jakarta, terutama saat libur panjang akhir tahun.
Kota Tua tak sekadar menjadi saksi masa lalu, tetapi juga ruang hidup yang terus menemukan relevansinya di masa kini.
(*/dee; foto: dsp







