Visualindonesia.com,-
Di bawah langit Yogyakarta yang malamnya syahdu, nada-nada tulus dari GME mengalun bersama dentang nostalgia, dan tiba-tiba, suara yang pernah mengguncang generasi muncul dari antara penonton: Duta Sheila On 7.
Kolaborasi tak terduga ini bukan sekadar duet musik, melainkan jembatan emosional antara musisi lintas zaman, menegaskan bahwa cinta pada karya otentik tak pernah kehilangan relevansinya di tengah industri musik Indonesia yang terus berubah.
Tur pertunjukan “Sejenak Bersama Bapak” karya musisi GME memasuki babak paling emosional di titik keempatnya, Sabtu malam lalu, di Sangkring Art Space, Yogyakarta.
Lebih dari sekadar panggung musik, acara yang digelar bersama Signature Time ini berubah menjadi ruang intim penuh kejutan saat vokalis legendaris Sheila On 7, Akhdiyat Duta Modjo, hadir tak terduga bersama keluarganya. Bahkan, personel lain Sheila On 7, Adam Muhammad Subarkah, juga terlihat menikmati pertunjukan dari barisan penonton.
Sejak awal, suasana terasa hangat. Duta dan keluarganya duduk di antara para Teman Baik — sebutan akrab penggemar GME — ikut bernyanyi, tertawa, dan larut dalam alunan musik Pop R&B Jazz khas GME yang sarat pesan tentang cinta tulus dan pertumbuhan bersama.
Namun, momen yang tak terlupakan terjadi ketika Duta tiba-tiba naik ke panggung. Tanpa rencana, keduanya menyanyikan ulang lagu ikonik ‘Secepat Mungkin’, mengguncang Sangkring Art Space dalam paduan suara ratusan penonton yang terharu sekaligus bersemangat.
Duta mengungkapkan kekagumannya terhadap keintiman dan kedalaman pesan dalam pertunjukan GME.
“Showcase ini terasa intim sekali. Pesan yang ingin disampaikan GME benar-benar sampai dan kena di hati,” katanya.
Sementara itu, Sani, vokalis GME, menyebut kehadiran Duta dan Adam sebagai “kado tak terlupakan”.
“Ini benar-benar di luar dugaan kami… menjadi penutup yang sangat manis untuk perjalanan tur kami di Jogja,” ujarnya penuh syukur.
Kehadiran dua tokoh penting dari generasi musik 2000-an ini bukan hanya penghormatan personal, tetapi juga pengakuan artistik terhadap karya GME yang menjunjung kejujuran emosional dan kedekatan narasi, nilai yang selaras dengan semangat musik Indonesia yang autentik.
Di tengah industri yang kerap tergesa oleh tren, malam itu menjadi bukti bahwa musik yang dibangun dari hati mampu menyatukan lintas generasi, lintas selera, dan lintas waktu.
(*/ell; foto: ist







