Visualindonesia.com,-
Setelah satu dekade menanti, penggemar rock kini bisa bernapas lega: Finger Eleven akhirnya kembali dengan album studio baru berjudul “Last Night On Earth”, dirilis melalui Better Noise Music, label yang untuk pertama kalinya menjadi rumah bagi band multi-platinum asal Burlington, Ontario, ini.
Bersama album ketujuh mereka, band yang dikenal lewat mega hit ‘Paralyzer’ dan ‘One Thing’ juga meluncurkan single terbaru berjudul ‘The Mountain’, lagu epik berdurasi empat menit yang menjadi jendela menuju perjalanan kreatif mereka yang penuh metafora.
‘The Mountain’, single keempat dari “Last Night On Earth”, bukan sekadar lagu rock biasa. Vokalis Scott Anderson menyebut lagu ini menggunakan latar fantasi untuk menggambarkan proses bermusik mereka sendiri, sebuah pendakian penuh tantangan demi menemukan ide segar dan autentik.
Di balik liriknya yang puitis dan aransemen melodis yang kuat, terasa jelas pengaruh besar dari ikon musik tahun 80-an seperti Phil Collins dan Genesis, terutama dalam cara mereka memadukan dinamika vokal dan instrumen.
Gitaris Rick Jackett bahkan menyebut proses rekaman album ini sebagai momen “kembali ke akar”, menghidupkan kembali big rock sound yang menjadi ciri khas awal karier Finger Eleven.
Album “Last Night On Earth” sendiri bukan datang tanpa jejak. Sebelum ‘The Mountain’, band ini telah memperkenalkan tiga single yang masing-masing menampilkan sisi berbeda dari repertoar mereka.
Dimulai dari lagu akustik penuh emosi berjudul ‘Last Night On Earth’ yang bercerita tentang konflik dalam hubungan, lalu ‘Blue Sky Mystery’, kolaborasi energik dengan Richard Patrick dari Filter yang sukses menembus Top 10 radio Kanada, dan ditutup dengan ‘Adrenaline’, tembang rock bertenaga yang meroket ke Top 20 Mediabase Active Rock Chart sekaligus jadi favorit di sesi karaoke nasional.
Sejak pertama kali mencuri perhatian publik, Finger Eleven telah membuktikan diri sebagai salah satu pilar rock Kanada. Dengan sederet penghargaan, termasuk Juno Award untuk Rock Album of the Year, dan jutaan kopi album terjual di seluruh dunia, kehadiran mereka selalu ditunggu.
Kini, seiring peluncuran “Last Night On Earth”, mereka kembali menggelar tur nasional di Kanada mulai 25 November 2025, dengan rencana ekspansi ke panggung-panggung Amerika Serikat pada 2026.
Bagi penggemar rock modern yang rindu akan paduan melodi kuat, lirik bermakna, dan energi panggung yang tak pernah pudar, ‘The Mountain’ dan album “Last Night On Earth” bisa jadi jawaban atas kerinduan selama satu dekade, dan bukti bahwa Finger Eleven masih mampu mendaki puncak tertinggi musik rock kontemporer.
(*/ell; foto: ist







