Visualindonesia.com,-
Seperti petir yang menyambar hati dalam sekejap, Wizz Baker meledakkan skena musik Indonesia Timur lewat single terbaru ‘Bikin Sa Gila’, rilis di bawah Megah Music/Sony Music Entertainment Indonesia pada akhir pekan ini, menampilkan kolaborasi apik bersama rapper Teddy Salendah.
Lagu berdialek Ambon-Papua ini merayakan spontanitas cinta, jatuh hati dalam tiga detik, tapi siap bertahan seumur hidup, dengan chorus earworm “Ko bikin sa mo gila gla gila gi” dan rap blak-blakan Teddy “Tara pake lama, langsung tanya syarat jadi anak mantu”.
Menggabungkan pop timur, hip-hop, dan reggae soulful khas Wizz, trek ini langsung nempel di playlist pendengar nasional.
“Lagu ini buat yang jatuh cinta cepat tapi komitmen panjang 100 tahun. Teddy bawa energi rap dari godaan hingga minta restu, sambil rayakan akar Papua-Maluku untuk dorong musik timur ke panggung besar,” ungkap Wizz Baker, musisi asal Indonesia Timur yang ikonik dengan topi jerami hitam dan seruan “Hai, Saya dari PAPUA!”
Kariernya melejit dari beatmaker jadi rising star Asian pop, dengan hit seperti ‘Ngapain Repot’, ‘Sa Fly’, ‘Jang Balikan’, hingga album “Jadilah Mentari” (2023) yang bertahan 37 minggu di Top Indonesian Charts #48, viral di Spotify, Apple Music, dan YouTube, plus kolaborasi Fresly Nikijuluw, Toton Caribo, Glenn Sebastian.
Video musiknya di YouTube/WizzBaker pun meledak: 35.000 views dalam 72 jam pertama, tembus 115.000 dalam 4 hari, dengan visual cerah, gaya autentik Wizz, dan chemistry kuat duetnya.
Lebih dari sekadar lagu cinta, ‘Bikin Sa Gila’ jadi selebrasi budaya timur yang penuh energi, membuktikan musik Papua-Maluku tak hanya rindu, tapi juga semangat hidup dan ekspresi cinta membara.
(*/ell; foto: ist






